FEB UNISMA Gandeng IPOT Bedah  Exchange Traded Fund Sebagai alternative Investasi  Bagi Milenial

Maraknya kaum  milenial untuk melakukan investasi di pasar modal  harus diimbangi dengan kemampuan literasi finansial yang tinggi dan tepat agar dalam menanamkan dananya tidak mengalami kerugian. Berbagai produk investasi dan instrument keuangan telah diperjual belikan di di Bursa namun, Saat ini instrumen investasi yang mulai diminati kalangan milenial yakni Exchange Traded Fund (ETF). Di Indonesia, instrumen investasi ETF itu muncul di Indonesia sejak 12 tahun lalu, dalam bentuk Reksa dana ETF yang memiliki keunggulan komparatif, di antaranya menampilkan seluruh isi portofolionya secara akurat dan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Atas dasar inilah Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISMA, kembali secara konsisten mengadakan Instagram Live Streaming dengan Tema "Bedah ETF (Exchange Traded Fund)". Acara yang digelar secara daring ini via IG Live menghadirkan Mafi Ninik Mastiyah  selaku Assistant Vice President (AVP) ETF Division dari PT Indo Premier Sekuritas, Mafi Ninik Mastiyah.
Dalam Paparannya Mafi menuturkan bahwa perkembangan Exchange Traded Fund (ETF) di Indonesia sudah berkembang sangat pesat. Dibandingkan dengan negara lain , Indonesia memiliki produk ETF yang lebih banyak. Singapura memiliki produk ETF sebanyak 30, di Malaysia hanya ada 19 produk ETF, Thailand memiliki 12 produk ETF sedangkan di Indonesia sudah ada 47 Produk ETF.
“Pesatnya perkembangan Produk ETF di Indonesia  disebabkan memiliki kelebihan-kelebihan diantaranya menampilkan seluruh isi portofolionya secara akurat dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. ETF juga memiliki likuiditas sesuai dengan kedalaman pasar dan dapat ditransaksikan secara berkesinambungan selama jam perdagangan Bursa. ETF mengacu pada indeks pasar mampu memberikan market performance secara konsisten” kata Mafi.
“Saat ini PT Indopremier Memiliki 27 ETF yang mana jumlah tersebut masuk golongan mayoritas. Akibatnya menguasai pangsa pasar ETF sebanyak 59 persen, AUM 7,9 Triliun atau 79 persen market share ETF di Indonesia dikuasai oleh IPOT”
 Lebih Lanjut Mafi menjabarkan bahwa ETF memiliki kelebihan dalam  meminimalisir resiko yang ada, misalnya pada reksadana sebagai wadah yang isinya terdapat saham A, saham B, saham C, dan saham Ddengan melakukan diversifikasi Hal inilah yang membuat investasi ETF semakin dilirik karena berinvestasi pada ETF atau Reksa Dana Bursa investor tidak perlu terpaku pada penentuan Nilai Aktiva Bersih (NAB) di akhir hari, karena perdagangan dapat dilakukan selama jam perdagangan di BEI menggunakan indikatif NAB.
Acara yang dipandu Host Nuriyah Trisna Parawangsa selaku pengurus Kelompok Studi Pasar Modal FEB UNISMA ini berjalan sangat interaktif terkait pengenal ETF, Keunggulan  instrument ETF  serta perkembangan ETF di masa Pandemi. Nuriyah berharap dengan kegiatan ini peserta akan mendapatkan insight terkait instrumen keuangan yang diperjual belikan dipasar modal dan meningkatkan literasi keuangan bagi kaum milenial di masa pandemic ini yang sedang gencar-gencarnya menyerbu pasar modal Indonesia untuk mendapatkan return maupun deviden dalam investasi.


Jangan Lewatkan Kabar Terbaru dari Kami!

Berita Terbaru